Laman


Click here for Myspace Layouts

Laman

Jumat, 27 Januari 2012

Jangan Khawatir! Pertolongan Allah itu Pasti


Jangan Khawatir!
Pertolongan Allah itu Pasti

            Senin ini adalah hari pertamaku memasuki gerbang Universitas di salah satu sudut kota Surabaya. Universitas Negeri yang banyak digandrungi dan menjadi tujuan orang-orang yang ingin melanjutkan pendidikannya ditingkat perguruan tinggi. Banyak rasa yang terasa, mulai dari nervous, seneng, bangga, sampai ketakutan. Yah itulah perasaan mayoritas mahasiswa baru (semua menyebutnya maba) yang akan memulai hari baru bagi mereka.
      “Woy dek cepetan masuk!! Jangan lelet gitu!!”, teriak salah seorang senior FE (Fakultas Ekonomi), fungsionaris BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) ternyata. Setelah mendengarkan teriakan seperti itu, hanya satu yang ada di pikiranku. Masih musim aja acara bentak-membentak di era saat ini. Tapi apa boleh buat, kita sebagai warga baru FE (Fakultas Ekonomi) hanya bisa berpasrah aja menuruti apa kata senior-senior yang pastinya lebih tahu mengenai fakultas dan tradisinya untuk maba. Semuanya harus sesuai dengan arahan senior. Hal tersebut akan berlangsung selama tujuh hari lamanya.
      ***

      Hari kedua. Pada hari ini seluruh maba melaksanakan arahan yang kemarin sudah diberikan oleh senior. Mulai dari dresscode sampai barang bawaan dalam tas. Untuk dresscodnya seluruh maba diharuskan mengenakan pakaian kemeja putih dan rok hitam (bagi maba cewek), dan celana hitam kain (bagi maba cowok). Tak hanya itu, tas harus berupa koper yang bahan utamanya dari kardus. Kreatif banget deh. Dalam tas itu harus memuat barang-barang pokok yang wajib dibawa seperti buku tulis, bolpoin, mukenah, uang secukupnya, dan bekal makanan. Yang mana semua bawaan itu harus sesuai aturan pelaksanaan acara penyambutan maba (PKKMB/ Pengenalan kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) yang sudah direncanakan.
      “Kamu tahu nggak dek bagaimana persyaratan kostum atau kerudungnya yang sudah diintruksikan kemarin?”, tegur salah satu panitia PKKMB berjabatan ketua komisi disiplin (Komdis) kepadaku. “Tahu kak. Kerudung harus dimasukkan ke dalam pakaian”, jawabku spontan. “Trus kenapa krudungmu ini dikeluarkan menjulur lebar? Kamu lihat ngerasa nggak kalo kamu itu beda sendiri?”, cerca ketua Komdis. “Iya kak saya tahu. Saya hanya melakukan apa yang disyariatkan Allah, dan saya takut bila melanggarnya”, jawabku spontan dan sedikit terbata. “Kamu itu loh kok susah diberi tahu. Lihat teman-temanmu, mereka juga banyak yang islam, tapi Cuma kamu yang model krudungnya begini”. “Apa saya salah jika melaksanakan perintah Allah yang sudah dituliskan dalam Al-Qur’an? Coba kakak cek, ada ndak perintah menutup aurat dengan krudung yang harus menjulur sampai ke bawah dada!”. “Oke kalau itu keyakinan kamu, saya hanya mau kamu itu menaati aturan PKKMB yang sudah ada”.
      Setelah lama beragumen dan menarik perhatian banyak teman-teman maba, akhirnya aku diizinkan untuk masuk ke dalam fakultas. Dan tentunya banyak teman yang menanyakan bagaimana aku bisa lolos dengan mengenakan krudung yang menjulur panjang dan tidak dimasukkan ke dalam kemeja. Tapi satu hal yang aku yakini bahwa pertolongan Alloh itu pasti akan menaungi siapapun yang melaksanakan ibadah (kegiatan benar dan dilakukan dengan ikhlas).
      ***

      Esoknya setelah kejadian aku di interogasi masalah kostum. Bisa dibilang kostum kebanggaan bagiku. Sebuah jilabab (baju kurung) dari kain putih dan hitam yang disambung. Yah kebanggaan karena memakainya membuatku percaya diri karena darinya terpancar syariat yang musti dijalankan oleh setiap muslimah.
      Siang hari seluruh maba FE harus berkumpul di salah satu lapangan fakultas untuk mengikuti acara yang sedang dilangsungkan. Membosankan. Mungkin hanya beberapa orang yang berfikir seperti itu. Kegiatan yang sudah bisa ditebak. Nyanyi-nyanyi, band, dan kegiatan-kegiatan umum yang berhubungan dengan panggung.
      Namun ketika aku duduk di sekitar area lapangan, terpaksa diharuskan mengikuti acara tersebut. Tiba-tiba, “mbak dipanggil kakak-kakak komdis!”, celetuk teman kelompokku. Tapi ketika aku akan menghampiri mereka, mereka lebih dulu datang kepadaku. “Dek kostummu emang kenapa begini?”, tanya salah satu komdis seperti yang sudah ku kira sebelummya. “Iya kak, saya juga sudah bicarakan ini dengan kakak ketua komdis waktu hari pertama saya ditanya tentang kostum”. “Tapi kamu gak bisa begini dek, aku minta satu minggguuuu aja kamu memakai kostum layaknya yang sudah diperintahkan seperti apa yang teman-teman kamu pakai itu”. “Maaf kak, saya nggak bisa. Jika saya menuruti kakak, berarti saya melanggar aturan Alloh dan itu adalah dosa kak.” Yah bukannya sok suci sih kak, tapi saya nggak mau melakukan sebuah dosa”.
      Tak berhenti dari situ, panitia komdis yang lain menghampiriku juga. “dek kamu gak bisa tah kayak teman-temanmu yang lain itu?”. Dan jawabku tetap sama, “Maaf kak ndak bisa”. “oke kalau itu komitmen kamu, saya hormati itu. Tapi kamu juga harus hormati peraturan yang sudah dibentuk. Kamu harus memperlihatkan identitas FE di belakang punggung”. “Saya usahakan kak”, sahutku dengan sedikit berat hati.
      ***

      Dengan beberapa kreatifitas, aku pun mampu mempertahankan kewajibanku sebagai seorang muslimah.
      Satu hal yang masih aku percayai dan yakini, bahwa pertolongan Alloh pasti datang kepada kita yang mau melaksanakan perintahNya. So, jangan pernah ragu sobat. Alloh akan memberikan kemudahan dan jalan keluar bagi kita semua. Keep Spirit!! Hamasah!! Insya Alloh J

By Rina Indrawati
Jumat, 20 jan 2012














Tidak ada komentar:

Posting Komentar