Pemuda, Let
Take Your Action !
Selamat datang para calon “agent of
change” di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Tak berlebihan jika sapaan
tersebut kita berikan kepada calon-calon penerus agent of change,
mahasiswa baru angkatan 2012 Unesa.
Tahun 2012 ini, Unesa menerima sedikitnya empat
ribu mahasiswa baru dari berbagai jurusan. Dari belasan ribu orang pendaftar,
hanya beberapa ribu orang saja yang beruntung. Orang-orang yang beruntung
tersebut bukannya tanpa halangan bin rintangan dalam mewujudkan cita-citanya
untuk diterima di salah satu universitas di Surabaya ini. Mereka diharuskan
mengikuti beberapa ritual, diantaranya adalah mengisi formulir secara online
dan tes tulis serta tes wawancara. Ada kurang lebih gelombang atau jalur tes
pendaftaran untuk memasuki perguruan tinggi. Jalur yang pertama adalah Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang diselenggarakan tanggal 1 Pebruari hingga
8 Maret 2012. SNMPTN Tulis/Keterampilan pada 10-31 Maret 2012. SPMB I,
Kemitraan Mandiri, dan Kelas Internasional (FMIPA-Kepend) pada 7-17 Juli 2012.
serta SMPB II, Kemitraan Mandiri, dan Kelas Internasional pada 25 Juli hingga 2
Agustus 2012.
Para calon mahasiswa yang berhasil melewati
berbagai tahapan tersebut (diterima) mayoritas adalah orang-orang dalam usia
muda. Hampir semua calon mahasiswa baru adalah pemuda, karena usia mereka
termasuk yang disebutkan dalam UU kepemudaan nomor 40/2009 mengenai batas usia
pemuda, yakni 16 tahun hingga 30 tahun.
Pemuda memiliki potensi yang luar biasa dibandingkan
dengan anak kecil dan orang-orang berusia lanjut. Menurut DR.Yusuf Qardhawi
ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling
terang dan paling panas. Pemuda memiliki kekuatan yang lebih secara fisik
dibandingkan dengan anak kecil dan orang yang sudah berumur lanjut. Pemuda
memiliki semangat yang meledak-ledak bak bom nuklir yang jika dinyalakan akan
meledakkan dan memusnahkan sebuah kota.
Penggunaan bom nuklir seperti dua sisi mata uang.
Dapat diguanakan sebagai alat pemusnah sekaligus alat pelindung. Jika maksud
penggunaannya untuk hal-hal yang membahayakan, maka ia akan dengan mudah
menghancurkan. Namun bila penggunaannya untuk kemaslahatan, maka ia pun mampu
melindungi bumi dari resiko bertubrukan dengan asteroid.
Begitu pun dengan pemuda, potensinya bisa menjadi
manfaat bagi dirinya, bisa juga menjadi bumerang dan ranjau dalam kehidupannya.
Hal tersebut bergantung pada bimbingan dan arahan dalam mengasanya. Jika
potensi pemuda berhasil diasa dan dimanfaatkan dengan baik, maka ia pun akan
menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Namun jika pengelolaannya gagal/disalahgunakan
untuk hal-hal yang buruk, ia pun akan menjadi bumerang dan membawa kemudharatan
bagi dirinya maupun orang di sekitarnya.
Berdasarkan fakta saat ini, banyak kita jumpai
pemuda justru menyalahgunakan potensinya. Banyak pemuda yang terjebak dalam
kehidupan hedinistik (Paham yang dianut orang-orang yang mencari kesenangan
semata-mata). Tak sedikit remaja yang memuja gaya hidup permisif (permissive:
serba membolehkan, dan bahkan bebas nilai). Mayoritas pemuda tidak peduli
dengan urusan sesamanya. Umumnya pemuda cenderung lebih suka pada
kegiatan-kegiatan berfoya-foya, sex pra nikah, aborsi, narkoba dan HIV/AIDS.
Untuk kasus narkoba sendiri, Sekjen Granat Brigjen Ashar Soerjobroto
dalam sambutanya pada Granat Award di Hotel Kartika Chandra, Jumat 22/6/2012,
mengungkapkan bahwa pecandu narkoba di Indonesia sudah mencapai lima juta
orang”, (http://news.okezone.com/read/2012/06/23/337/652296/jumlah-pengguna-narkoba-capai-lima-juta-orang).
Berbanding lurus dengan kasus narkoba, kasus HIV/AIDS juga semakin meningkat. Pada
tahun 2007 terdapat 11.140 kasus, tahun 2008 terdapat 16.140 kasus, meningkat
menjadi 19.973 pada akhir tahun 2009 dan kemudian kembali meningkat pada tahun
2010 menjadi 22.726 kasus (http://health.kompas.com/read/2011/01/18/13054847/Jumlah.Penderita.HIVAIDS.Terus.Meningkat).
Itulah akibat dari kegagalan dalam mengelolah
potensi pemuda dengan baik. Dan hal tersebut juga disebabkan oleh tidak adanya
ketaatan kepada agama sebagai pedoman hidupnya. Permasalahan-permasalahan di
atas terjadi dan akan terus meningkat ketika pemuda memisahkan agama dari
kehidupannya (sekuler).
Untuk mengurangi dan mencegah bertambah buruknya
permasalahan pemuda. Banyak upaya yang dilakukan oleh negara melalui berbagai
instansi salah satunya adalah instansi pendidikan. Sekarang ini banyak
universitas yang menggalakkan pendidikan berkarakter kepada para mahasiswanya.
Tak terkecuali di Unesa. Dengan jargon “growing with character” Unesa
menjadi salah satu universitas yang membimbing mahasiswanya tak hanya pintar
namun juga berakhlak mulia. Hal tersebut dilakukan untuk membangkitkan kembali
peran pemuda sebagai aktor utama dalam perubahan dan pembangunan negara.
Pemuda berperan besar atas kemajuan dan kecemerlangan
bangsanya. Tak berlebihan rasanya jika Bung Karno memuji para pemuda dengan
kalimat ini, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Pemuda. Tak boleh diam saja. Sekaranglah waktu
yang tepat untuk bergerak melakukan perubahan. Karena pemuda memegang peranan
vital dalam perubahan masyarakat dan untuk kejayaan bangsanya. Seorang pemikir
dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para
pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat
ini.” Kemudian Musthafa Kamil, pemikir dari Mesir berkomentar: “Pemuda
yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu
lebih baik daripada hidupnya.”
Telah ada pemuda-pemuda yang berhasil menorehkan
tinta emas yang dapat kita jadikan teladan. Berikut adalah pemuda yang berhasil
tercatat dalam tinta emas Islam. Ada Sa’ad bin Abi Waqash. Seorang ksatria
berkuda Muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia
dikenal sebagai pemanah terbaik. Sahabat utama yang pertama kali mengalirkan
darahnya untuk Islam. Lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk
surga.
Ada Usamah bin
Zaid. Namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun. Mukmin tangguh dan muslim
yang kuat. Rasulullah menunjuknya sebagai panglima perang di usianya yang ke-20
dan memimpin armada perang menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan
Syiria dengan kemenangan gemilang.
Juga Mush'ab
bin Umair. Ia seorang pemuda Islam dari Quraisy terkemuka, gagah dan tampan,
penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. Para ahli sejarah melukiskan
semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling
harum." Dalam Perang Uhud, pemuda islam Mush'ab bin
Umair adalah salah seorang pahlawan dan pembawa bendera perang.
Ketika situasi mulai terdesak karena kaum Muslimin melupakan perintah Nabi,
maka ia mengacungkan bendera setinggi-tingginya dan bertakbir sekeras-kerasnya,
lalu maju menyerang musuh. Ia juga menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah
untuk mengajarkan agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan
berbaiat kepada Rasulullah di bukit Aqabah (http://drise-online.com).
Begitu luar
biasanya peran pemuda Islam pada saat itu. Hingga Nabi Muhammad -Shallallahu
alaihi wasallam- tatkala beliau bersabda dalam hadits yang shahih, “Ada tujuh golongan yang
akan dinaungi oleh Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya,”
lalu beliau menyebutkan di antaranya, “Seorang pemuda yang tumbuh dalam
penyembahan kepada Rabbnya.”
Untuk menjadi
pemuda yang akan meneruskan torehan tinta emas sebagaimana pemuda-pemuda Islam
di atas, ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita. Menuntut
ilmu dan meningkatkan ketaqwaan. Keduanya harus saling diprioritaskan, tidak
setengah-setengah atau salah satu. Karena Imam Syafi’I pernah berkata, “Sesungguhnya
kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan
bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir
(dalam kehidupan).”
So, mumpung sekarang kita masih muda dan
berenergi. Mari kita isi waktu kita dengan mengikuti majelis-majelis ilmu yang
dapat membawa kita menjadi cerdas serta lebih mendekatkan diri kepada sang
Khaliq. Kita pun akan memperoleh nilai plus, pintar dan bermoral plus bertakwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar